A. BACAAN SAYYIDINAA
Arti kalimat “Sayyid” adalah (الَّسيِّدهُوَ مَنْ فــَاقَ على غَيْرِه ) artinya “Sayyid adalah orang ang tertinggi / termulia dari yang lain. Orang tertinggi kedudukannya di suatu desa dinamakan “Sayyidul-qoryah”, yang tertinggi di suatu negara didsebut “Sayyidul-balad” dan seterusnya. Sedangkan sudah dimaklumi orang yang tertinggi di kalangan makhluq adalah SAYYIDUL KHOLQI AJMA'IIN, SAYYIDUL WUJUD YAITU Nabi Besar Muhammad Rosululloh SAW.
Dalam sholawat Ma’tsuroh (yang redaksinya disusun oleh Rosululloh sendiri) tidak ada yang memakai kalimah ‘’Sayyidina”. Hal ini menunjukkan keluhuran budi Rosululloh SAW yang tidak pernah menonjolkan diri. Beliau selalu ber-tawadlu’, lemah lembut kepada siapapun. Suatu sikap budi luhur yang seharusnya ditiru oleh para ummatnya.
Adapun kita sering membacanya dengan tambahan kata “SAYYIDINA”, kata itu tambahan "GELAR" oleh para shahabat Nabi SAW, sebagai realisasi perintah SWT Q.S. 24 –An-Nur, 63 dan cetusan rasa ta`dhim dan mahabbah. Sudah sewajarnya kita para ummatnya menyebut Baginda Nabi SAW dengan “Sayyidina” atau kata lain yang maksudnya sama, misalnya “Kanjeng”, “Gusti”, “Bendara”, “Baginda” dan sebagainya. Sedangkan terhadap pahlawan bangsa kita sering menggunakan “Pangeran” seperti “Pangeran Diponegoro”, Kanjeng Sultan dan sebagainya. Lebih-lebih terhadap Rosulullah SAW. Bukankah Baginda Nabi Muhammad SAW, sebagai “Sayyidul Anbiyaa Wal Mursaliin”, Pemimpin-nya para Nabi dan para Utusan ِAlloh, bahkan “Sayyidul Kholqi Ajma`iin”, Sayyid atau Pemimpinnya seluruh makhluq !.
Jadi penggunaan kalimah “Sayyidina” terhadap Baginda Nabi SAW baik di dalam bacaan sholawat ataupun di luar bacaan sholawat, merupakan cetusan rasa ta’dhim (memuliakan) dan rasa mahabbah / cinta yang mulus dan tulus. Bukan dan tidak boleh diartikan sebagai merubah yang asli atau mengada-adakan (bid'ah).
Pada kesempatan lain Rosulullah SAW , bersabda:
أنا سـيد ولـد أدم ولا فـخـر.. الحديث رواه أحـمد والترمـذي وابـن مـاجـه عـن أبي سـعـيد الحـذري
“Aku adalah Sayyid bagi anak cucu Adam dan tidak membanggakan diri……”
(Riwayat Imma Ahmad dan Tirmidzi dan ibnu Majah dari Abu Sa’id al Khudri).
Alloh SWT melarang keras / tidak memper-bolehkan kita memanggil Baginda Nabi SAW, hanya dengan menyebut “Yaa Muhammad “ atau “Yaa Abal Qosim” dan panggilan lain yang tidak mengandung nilai ta’dhim (memuliakan).
Firman Alloh SWT,:
لاَّ تَجْعَلُواْ دُعَآءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَآءِ بَعْضِكُمْ بَعْضاً
.....الأية (24-النور: 63)
“Janganlah kamu jadikan panggilan Rosul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)….” (Q.S. 24 –An-Nur, 63)
Di dalam ayat lain disebutkan larangan Alloh I :
يآأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَرْفَعُواْ أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلاَ تَجْهَرُواْ لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَن تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنتُمْ لاَ تَشْعُرُونَ. (49- الحـــجــــرات :2)
Artinya kurang lebih:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi SAW dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak terhapus (pahala) amal-amal kamu sekalian dan kamu sekalian tidak menyadari”. (49-Al-Hujurot :2)
Kedua ayat tersebut bertitik berat pada bidang adab, etika, TATA KRAMA, SOPAN SANTUN, budi luhur terhadap Rosulullah SAW. Memanggil nama Beliau SAW dengan “njangkar” istilah orang Jawa, memanggil tanpa disertai penghormatan (sayyid), dan berbicara keras terhadap Baginda Nabi SAW, adalah sangat tidak sopan dan merupakan su-ul adab yang bisa mengakibatkan terhapusnya iman dan amal-amal kebaikan.
Kita para umat wajib menghormat dan memuliakan Baginda Nabi SAW. Syekh Abul Abbas At-Tijani berkata sebagaimana disebutkan di dalam kitab Sa’aadatud-Daaroini, halaman 11, bahwa “siyaadah” (sebutan Yaa Sayyidii atau Sayyidina) adalah termasuk ibadah. Sebab maksud pokok dari bacaan sholawat adalah menghormat, mengagungkan, memulyakan dan mencintai Baginda Nabi SAW. Jadi apabila meninggalkan kata siyaadah di dalam bacaan sholawat, berarti kurang menghormat / kurang memuliakan kepada Beliau SAW. Ini perlu kita perhatikan !
B. BACAAN YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH
Adapun memperbanyak nida’ “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH” sebagaimana yang banyak dilakukan oleh Pengamal Wahidiyah itu tidak berarti meninggalkan Alloh atau menomor duakan alloh, Itu tridak. Karena dengan menyebut nida’ YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH tersebut sekali gus sudah termasuk dan mengandung berdzikir kepada Alloh SWT.
KALO KITA Perhatikan dalam susunan kalimatnyapun YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH juga ada lafadh “ALLOH”. Disamping itu berdzikir / ingat kepada Rasululloh juga sudah termasuk berdzikir kepada Alloh SWT.
Sabda Nabi SAW :
مَنْ ذَكــَـرَنِى فـَـقـــَدْ ذَكــَـرَ الله َ وَمَنْ أَحَبـَّـنِى فـَقــَدْ أَحَبَّ الله َ وَالــْمـــُصَلــِّى عـَـلــَيَّ نـــَاطِـقٌ بــِذِكـــْر ِ الله ِ (ســعــادة الــداريـــن 512)
Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa menyebut namaku (dzikir / ingat kepadaku/Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh), maka sesungguhnya ia telah menyebut / berdzikir kepada Alloh, dan barangsiapa mencintai aku, maka sesungguhnya ia telah mencintai Alloh, dan orang yang membaca sholawat kepadaku termasuk berdzikir kepada Alloh”. (Sa’adatud Daroini 512).
Lebih dari itu orang yang banyak berdzikir, menyebut, memanggil-manggil kepada Beliau SAW dengan Yaa Sayyidii Yaa Rosuulalloh akan diberi rasa mahabbah kepada Beliau SAW. Sedangkan rasa mahabbah kepada Beliau SAW termasuk tali pengikat iman kepada Alloh SWT.
Bersabda Rosullullah SAW :
مـَـنْ أَحَـبَّ شَـيْئاً أَكْــثَرَ مِــنْ ذِكْـــــرِهِ (رواه الد يلمي عن عا ئشة)
“Barang siapa mencintai sesuatu, dia banyak menyebut / mengingat sesuatu itu”. (Riwayat Dailami dari Aisyah R.A)
أَلاَ لاَ إِيـْمَـانَ لِـمَـنْ لاَ مَحَـبَّـةَ لَـهُ , لاَ إِيـْمَـانَ لِـمَـنْ لاَ مَـحَـبَّـةَ لَـــهُ ( الصا وي الثـا لث : 41 )
“Perhatikanlah, tidak disebut beriman orang yang tidak mempunyai rasa cinta…( Showi juz 3 halaman 41 ).
Rasululloh SAW bersabda :
لاَ يـُؤْ مِنُ أَحَـــدُكُـمْ حَـتَّى أَكُــوْنَ أَحَــبَّ إِلَـيْـهِ مِــنْ نـَفْـسِهِ وَمَـالِـــهِ وَالـنَّاسِ أَجْـمَـعِـــيْنَ . (رواه البخاري ومسلم وأحمد والتر مذي وابن ماجه عن انس y)
“Tidaklah sempurna iman salah satu dari kamu sekalian sehingga Aku lebih dicintai dari pada dirinya sendiri, hartanya dan manusia semuanya”. (Riwayatbukhari, Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas).
MAKA PERBANYAK NIDAK ROSUL DENGAN "YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH" dimanapun dan kapanpun ada kesempatan terutama dibaca dlm hati, uraian tentang mahabbah secara lengkap Insya Alloh akan dibahas tersendiri.
YAA SAAYYIDII YAA ROSUULALLOH !.
Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
BalasHapusSITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!
shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada sayyidi rasulullah ,,amiiin
BalasHapusAlhamdulillahirobbil Aalamiin
BalasHapusAmin saudaraku
BalasHapusAmin ya Alloh
BalasHapus