Selasa, 05 Januari 2016

Jangan buat anak menjadi penakut Bag. 1


sikap penakut merupakan situasi kejiwaan yang berjangkit pada anak - anal kecil dan orang dewasa, laki-laki maupun perempuan sikap ini kadang dianjurkan selama masih dalam batas alami anak-anak sebab merupakan media untuk menjaga dan menjauhkan anak dari berbagai bahaya
tetapi jika perasaan takut itu melampui batas-batas kewajaran alami maka dapat menyebabkan kegoncangan jiwa pada diri anak -anak. bagi mereka, hal ini dianggap sebagai suatu masalah kejiwaan yang harus diatasi dan diperhatikan
para ahli jiwa anak mengatakan "pada usia tahun pertama, kadang anak menunjukkan tanda-tanda ketakutan ketika tiba-tiba terjadi keributan atau melihat sesuatu yang jatuh secara mendadak atau sejinisnya. pada usia 6 bulan, anak akan takut kepada orang-orang yang belum dikenal sedangkan pada usia 3 tahun, banyak sekali hal-hal yang ditakuti, seperti, binatang, mobil, benda benda yang bergerak dan lain-lain
pada umumnya anak-anak wanita lebih banyak menampakkan ketakutanya dibandingkan anak laki-laki. rasa ketakutannya pun akan berbeda sesuai dengan kondisi dan imajinasi anak. jika intensitas imajinasinyya itu lebih banyak, maka rasa ketakutannya pun akan lebih banyak pula "(Dr. Nabih Al Ghibrah, Al Musykilat. As Sulukiyah Indal Athfal, HAL. 150)
Ada beberapa faktor terpenting yang bisa meningkatkan perasaan takut pada anak-anak, diantaranya:
  1. kebiasaan orang tua menakut-nakuti anaknya dengan bayangan kegelapan atau makhluk-makhluk aneh misalnya "Awas disana ada syetannya...!
  2. kebiasaan orang tua memanjakan dan mendikte anak secara berlebihan 
  3. mendidik anak biasa menyendiri dan berlindung dibalik dinding-dinding rumah 
  4. sering bercerita khyal yang berkaitan dengan jin dan syetan 
dan masih banyak lagi faktor faktor lain yang dapat menimbulkan ketakutan pada diri anak
oleh karena itu hendaknya dalam mendidik anak memperhatikan hal hal sebagai berikut, antara lain :
  1. didiklah anak anak sejak masa kecilnya dengan akhidah keimanan dan kesadaran kepada Allah wa Rasulihi SAW latihlah untuk berserah diri kepada-Nya ajarilah berjuang dijalan Allah di setiap waktu biasakan riyadhoh (prihatin) sejak dini sehingga jika anak-anak sudah terdidik dengan keimanan dan terbiasa melakukan ibadah dan riyadhoh, ia tidak akan takut jika suatu saat mendapat cobaan, dan tidak akan gelisah jika ditimpa musibah. ia akan kembali berserah diri kepada Allah dengan meningkatkan ibadahnya dan riyadhoh riyadhoh batiniyah 
  2. memberikan kebebasan bertindak kepada anak, memikul langsung tanggung jawab dan berlatih menjalankan tugas-tugas sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya 
  3. jangan sering manakut-nakuti anak dengan binatang buas, hantu, syetan, jin dan sebagainyya, terutama ketika sedang menangis agar anak terlepas dari bayang bayang rasa takut, dan tumbuh diatas keberanian 
  4. sejak anak mencapai usia mampu berpikir, hendaknya diberi keleluasaan untuk bergaul secara praktis, bertemu dan berkenalan dengan orang lain, agar di dalam lubuk hatinya tumbuh sikap dan sifat kasih sayang, kecintaan kepada sesama dan hormat serta mau menghargai orang lain 
  5. orang tua juga dapat mengajarkan kisah-kisah perjuangan para Nabi dan Rasul para sahabat para auliya dan para pahlawan penegak kebenaran Kisah heroik orang orang besar dan mulia tersebut diharapkan dapat menumbuhkan akhlak mulia dalam hatinya, jiwanya terbina dengan keberanian, kepahlawanan dan cinta pada perjuangan 
selai itu, yang juga penting dan harus menjadi perhatian orang tua dalam mendidik anak antara lain :
  • jangan memarahinyya, jangan membentaknya dan jangan menyakiti fisiknya seperti mencubit, memukul atau menyentilatau yang lainnya. kelak anak anda akan meniru perlakuan anda menjadi seorang pemarah yang mungkin akan lebih tempramental dibandingkan sifat orang tuanyya. ada kalanya anak sudah mulai redadari amukkanya ketika ia marah, ia akan kembali mengamuk karena perlakuan kasar anda jadi berusahalah tenang selalu sabar dan selalu mengunakan akal sehat kita untuk menghadapinyya seperti : dengan memberinnya pemahaman atas hal yang terjadi lewat permainan kata-kata yang dikemas dengan lembut dan bijaksana tanpa perlu berdebat atau memaksakan kehendak kita terhadapnyya karena pada saat anak mengamuk mereka tidak mengunakan kal sehat, hanya bisa mengamuk dan mengamuk saja 
  • jangan pernah membuat anak merasa diberi hadiah atau merasa dihukum karena mengamuk. begitu juga agar jangan mengabulkan keinginan nak karena ia mengamuk. sebab anan akan belajar/berfikir bahwa amukannya membawa kemenangan bagi dirinya yang akan mengakibatkan peningkatan kadar ke-egoisan anak pada masa pertumbuhan selanjutnya. abaikan saja amukan biarkan dia mereda sendiri. setelah itu baru kita perjelas pokok permasalahannya berikan solusi dan konsekuensinya atas tindakan dia barusan 
  • memperkecil kemungkinan nak untuk melukai diri sendiri atau orang lain ata merusak sesuatu. karena pada saat mengamuk, anak tidak dapat menguasai dirinya sendiri. dia juga sangat ketakutan dan bingung dengan amarahnya. beri sentuhan atau pelukan lembut dari arah belakang tubuh si anak dan bila dia menolak / tidak mau dipeluk maka jangan mekasa, biarkan dia menangis atau bergulingan atau duduk dilantai tapi... awasi ketat anak anda dan lingkungannya sekitarnya, cegah secepatnya bila anak hendak menyakiti idirinya sendiri seperti memukul dirinyya sendiri atau membenturkan kepala/bagian tubuh lainnya ke lantai atau dinding atau sebagainyya yang kita angap berbahaya. dan singkirkan semua barang barang di sekitarnya yang mungkin bisa membahayakan anak anda secepatnya 
  • tidak perlu merasa malu menangani amukan anak didepan umum. banyak orang tua yang merasa malu jika anaknya mengamuk ditempat umum sehingga mereka akan segera menyogok anaknya agar amukanya reda. Hal ini akan sangat merugikan, karena begitu anak anda belajar tentang situasi ini, dia akan selalu mengunakan amukanya sebagai senjata agar semua keinginanya dikabulkan. jika ini terjadi maka orang tua akan sulit mengendalikan keinginan anak. kelak orang tua tersebut baru akan menyadari serta mengeluhkan sifat anaknya yang menjadi amat manja cengeng, galak, egois, banyak maunya dan rewel  
Aham edisi 122 Dzul Hijjah 1436 H
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Trimakasih atas kunjunganya